Manusia dan Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Derita adalah sesuatu yang menyusahkan yang ditanggung dalam hati (seperti kesengsaraan, penyakit) baik secara lahir atau batin.Penderitaan identik dengan perilaku dalam menanggung berbagai beban yang berat dalam hidupnya, bisa karena suatu masalah yang sangat pelik, penyakit yang tak kunjung sembuh, kegagalan yang amat sangat mendalam, atau bahkan kehilangan sesuatu yang amat sangat berharga dalam hidupnya.


Sebagai manusia wajar jika penah menderita, karena penderitaan adalah kodrat alam dari Allah SWT sebagai ujian kita didunia. Apabila kita bisa melewati penderitaan tersebut dengan sabar dan usaha keras, maka penderitaan tersebut akan berubah menjadi nikmat, sebaliknya jika kita tidak bisa melewatinya, kita akan terus dibayangi perasaan kekalutan yang tak kunjung berhenti. Jika kita bisa belajar dengan penderitaan yang dialami sebelumnya, bisa jadi itu merupakan awal dari keberhasilan atau kegembiraan yang sangat berkesan atau malah menjadi lucutan semangat untuk terus berusaha tanpa patah semangat.

Pada surat Al Ankabuut (29) ayat 3 Allah SWT berfirman :
“Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. “

Dari ayat tersebut dapat kita simpulkan bahwa Allah SWT memberi ujian untuk menguji kita apakan kita sebagai umat muslim benar-benar beriman atau hanya berdusta saja. Jika kita sabar dan tawaqal serta pindah (hijrah) untuk menjadi lebih baik, nicaya Allah SWT akan melindungi kita. Hal ini tersirat dalam surat An Nahl (16) ayat 110 :

“Dan sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan sabar; sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. “


Bahkan dengan penderitaan yang dialami dalam hidupnya, banyak orang-orang terkenal yang belajar dari penderitaan mereka dan hasilnya adalah karya-karya mereka melalui penderitaan dan kerja kerasnya yang tidak mengenal lelah. Contoh pertama kita adalah nabi dan rasul kita Nabi Muhammad SAW. Terlahir sebagai anak yatim kemudian menjadi yatim piatu. Nabi Muhammad SAW yang tegar tidak menyerah begitu saja. Kemudian Ia berdagang sampai turun wahyu kepadanya untuk menyebarkan ajaran Allah SWT pada seluruh umat Manusia dibumi. Walaupun banyak penderitaan dan halangan dalam menyebarkan agama Islam, Nabi Muhammad SAW terus berusaha disertai ikhtiar dan tawaqal pada Allah. Dan hasilnya sampai sekarang ajaran dan pengaruhnya tetap diyakini dan diimani oleh kaum muslim di dunia.

Selain Nabi Muhammad SAW, tentu kita mengenal tokoh Thomas Alva Edison, ilmuwan dari Amerika Serikat yang menemukan lebih dari 1000 penemuan. Padahal pada masa kecilnya menderita karena Ia dianggap sebagai orang bodoh dan menderita tuli. Masih banyak lagi tokoh yang bangkit dari kesengsaraannya seperti Nabi Ayub A.S., Bung Karno, Bung Hatta, Marie Curie, dan lainnya yang akhirnya dari perjuangan melawan penderitaannya tersebut, mereka bisa memberikan berbagai karya terbaik yang sampai sekarang masih kita nikmati.

Siksaan


Siksaan atau penyiksaan (torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Siksaan adalah penderitaan (kesengsaraan) sebagai hukuman. Definisi lain dari siksaan adalah segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah agama atau cuci otak politik.

Alquran juga telah mencatat siksaan yang akan diterima manusia nanti diakhirat karena berbagai dosa yang dilakukannya selama hidup di dunia seperti musyrik, syirik, dengki, fitnah, mencuri, makan harta anak yatim dan sebagainya. Pernyataan tersebut tercatat didalam surat Al Ankabuut (29) ayat 40 :

“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. “

Siksaan yang bersifat psikis atau jiwa dibagi menjadi tiga :

1. Kebimbangan

Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Karena kondisi yang tidak stabil sehingga sulit untuk menentukan suatu keputusan, bahkan keputusan yang paling umum dan sederhana sekalipun. Solusinya adalah berfikir secara tenang dalam kondisi yang kondusif.

2. Kesepian

Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia berada di lingkungan orang ramai. Biasanya kesepian disebabkan tidak adanya seseorang yang diajak berinteraksi untuk mencurahkan isi hatinya sehingga penderitaannya ditahan sendiri. Solusinya adalah cari oarng-orang terdekat untuk diajak berinteraksi.

3. Ketakutan

Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Phobia ada yang umum seperti takut binatang berbahaya (ular, kalajengking, kelabang), binatang menjijikan (kecoa, cacing) sampai yang tidak biasa seperti takut ruang terbuka (Agoraphobia) atau berbicara dihadapan orang banyak (Socialphobia). Solusinya adalah terapi baik terapi biasa maupun terapi hipnotis agar ketakutan bisa diminimalisir.

Kekalutan Mental


Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar. Anak muda jaman sekarang mengenal kekalutan mental sebagai “GALAU”.






Gejala permulaan kekalutan mental :

Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung

Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Proses-proses terjadinya kekalutan mental :

Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negative.

Positif : trauma jiwa yang dialami dipahami dan dihadapi dengan baik sebagai usaha agar tetap ikhtiar dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajud, ataupun melakukan usaha positif untuk menjadi yang lebih baik lagi.

Negatif : masalah yang dialami dituruti terus-menerus sehingga yang bersangkutan mengalami fustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk fustasi antara lain :


Agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi Hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya

Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan

Fiksasi adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu

Proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain

Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya

Narsisme adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain

Autisme ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yagn dapat menjurus ke sifat yang sinting.

Faktor-faktor terjadinya kekalutan mental :

1) Lagu-lagu Galau (cengeng) yang membuat si penderita kekalutan mental menjadi larut dalam masalahnya, bahkan dalam masalah yang paling umum dan sederhana.

2) Tren galau yang sedang berkembang yaitu melebih-lebihkan penderitaan yang sebenarnya masih ada yang paling menderita darinya.

3) tekanan dari berbaga pihak seperti dari sekolah/kampus, keluarga, pacar, dan sebagainya yang membuat belajar tidak konsentrasi.

4) Tidak adanya orang yang cocok untuk berinteraksi dalam mencurahkan isi hatinya.

5) Tidak ada motivasi untuk bangkit dari masalah dengan berusaha menjadi   lebih baik atau melakukan berbagai hal-hal positif lainnya.

6) Kurangnya keimanan yang ditandai dengan jarangnya sholat atau beribadah.


Sumber ::::: http://affandymuradsite.blogspot.com/2012/04/manusia-dan-penderitaan.html?m=0
Share on Google Plus

About SkyForce

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar :

Posting Komentar